Selasa, 05 Februari 2013

Gen resistensi antibiotik di dalam tanah meningkat

Ditulis oleh Awan Ukaya pada 19-02-2010
kotoranDisamping memperkirakan sasaran pada resistensi antibiotic yang menahan, suatu studi di Eropa menyatakan bahwa resistensi kemungkinan akan tetap naik di lingkungan hidup (Environ. Sci. Technol., DOI: 10.1021/es901221x). Pekerjaan ini memberikan suatu data dengan rentang waktu hampir 70 tahun, dan dilengkapi dengan data kesehatan umum dari beberapa pasien.
Selama bertahun – tahun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa resistensi antibiotic telah naik di beberapa rumah sakit, rupa – rupanya dikarenakan penggunaan klinis akan antibiotic. Namun beberapa antibiotic juga digunakan di bidang agrikultur untuk meningkatkan produktifitas dan mencegah penyakit pada hewan ternak. Secara teori, penggunaan berlebih beberapa antibiotic dapat memperluas penyimpanan resistensi pada mikroba tanah. Gen resistensi antibiotic secara alamiah berada pada mikroba tanah dan limbah, namun tidak satupun studi jangka panjang  yang dilakukan untuk mengukur bagaimana resistensi telah berubah semenjak tahun 1940an, ketika produksi massal antibiotic sedang trend.
Sekarang ini, insinyur lingkungan hidup yaitu David W. Graham dari Universitas Newcastle, di Inggris; ahli molekular lingkungan hidup yaitu Charles W. Knapp, sekarang berada di Universitas Strathclyde, dai Skotlandia; dan beberapa koleganya telah menemukan suatu cara untuk menyelidiki masa lalu. “Kita pikir bahwa dengan mengekstraksi DNA dari ruang penyimpanan di tanah, kita mungkin dapat memelajari sesuatu tentang sejarah jangka panjang,” kata dia. Bekerja sama dengan TAGA, suatu ruang penyimpanan di tanah yang dipelihara oleh peneliti institut pada Alterra di Universitas Wageningen, di Belanda, tim ini mengukur gen resistensi antibiotic dari lima rangkaian beberapa contoh tanah di sepanjang daratan Belanda, dengan salah satu rangkaiannya sejak tahun 1940.
Untuk setiap kelas obat – obatan yang diteliti oleh tim ini, tingkat gen resistensinya secara signifikan naik semenjak tahun 1940. Secara khusus, gen yang memberikan resistensi terhadap antibiotic tetra­cycline telah terhenti di beberapa decade baru – baru ini, menjadi 15 kali lebih banyak dari pada tahun 1970an.
Pekerjaan ini menyatakan bahwa penelitian resistensi seharusnya diperluas hingga meliputi tempat penyimpanan lingkungan hidup  sehingga resistensi dapat lebih efisien dikurangi di masa mendatang, kata Graham. Studi ini relatif di wilayah lokal saja, katanya, namun “kita memperkirakan pola yang sama juga akan muncul di tanah dari lokasi lain di seluruh dunia ini.”
“Dengan peninjauan kembali, kita seharusnya mengantisipasi hasil dari lingkungan hidup yang studi ini coba dokumentasikan,” kata Shahriar Mobashery, yang memelajari resistensi antibiotic di Universitas Notre Dame.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar