Sumber dan Cara Memperoleh Alumunium
Unsur alumunium
terletak pada periode ketiga dan merupakan unsur penting pada golongan IIIA
dalam tabel periodik. Di alam, logam alumunium tidak terdapat dalam keadaan
bebas tetapi terdapat dalam senyawa oksidanya. Walaupun demikian, alumunium
merupakan unsur yang jumlahnya menempati urutan ketiga terbanyak, setelah
oksigen dan silikon. Senyawa alumunium menyebar luas di seluruh bumi. Bijih
alumunium di Indonesia antara lain terdapat di pulau Bintan(Riau) dan
Kalimantan Barat.
Secara
ekonomi, bijih tambang yang terpenting dari alumunium adalah bauksit (Alumunium
Oksida Hidrat) dengan rumus molekul Al2O3.nH2O (padat). Bijih alumunium
juga terdapat secara luas sebagai alumunium silikat (terkandung dalam tanah
lempung), kriolit (Na3AIF6), dan bijih mika.
Pada tahun 1825 oersted
memperoleh Al murni dengan cara mereduksi AlCl3 dengan amalgama K-Hg
AlCl3(s) + 3 K(Hg)x(l) à
3 KCl(s) + Al(Hg)3x(l)
Disaring, lalu
didistilasi sehingga Hg akan menguap dan logam Al akan diperoleh.
Bijih
bauksit di alam tidak murni karena mengandung zat-zat lain, misalnya senyawa Fe2O3(s)
dan SiO2(s). Sifat amfoter dari Al2O3,
merupakan suatu bagian yang sangat penting bagi proses pemurnian Al2O3
dari bijih bauksit. Jika bijih bauksit dilarutkan dengan NaOH(aq)
pekat, maka SiO2 dan Al2O3 akan larut,
sedangkan Fe2O3(s) dan zat-zat lain tidak larut. Reaksinya
sebagai berikut :
Al2O3(s)
+ 2OH-(aq) à 2AlO2-(aq)
+ H2O(l)
SiO2(s) + 2OH-(aq)
à SiO32-(aq)
+ H2O(l)
Kemudian larutan AlO2-
atau [Al(OH)4]- dan larutan SiO32-,
dipisahkan dari Fe2O3dan zat-zat padat lainnya dengan
cara penyaringan. Larutan AlO2- yang bercampur dengan
larutan SiO32- direaksikan dengan gas CO2
sehingga terentuk endapan Al(OH)3, sementara SiO32-
tetap sebagai filtrat. Reaksinya sebagai berikut :
2AlO2-(aq) + CO2(g)
+ 3H2O(l) à
2Al(OH)3(s) + CO32-(aq)
Kemudian pada pemanasan Al(OH)3
akan diperoleh Al2O3 (alumina) padat dan murni.
2Al(OH)3(s)
→ Al2O3(s) + 3H2O(l)
Dari Al2O3(s) akan
dapat diperoleh logam Al dengan cara elektrolisis leburan Al2O3.
Pada tahun 1827
Friedrich Wohler mengisolasi alumunium murni dengan cara memanaskan amonium
klorida dengan kalium. Tetapi, pada tahun 1950 metode ini disempurnakan dengan
mengganti kalium dengan natrium. Pada saat itu logam alumunium digunakan
sebagai perhiasan dan barang-barang kerajinan.
Kemajuan pesat pada
pengolahan alumunium terjadi pada tahun 1886 dengan ditemukannya proses
pengolahan oleh Charles Martin Hall (Amerika Serikat) dan Paul Herault
(Prancis) dalam waktu yang bersamaan, sehingga proses tersebut dinamakan proses
Hall-Herault (1866). Pada proses ini Al diperoleh dengan cara katalis Al2O3
yang dilarutkan dalam leburan kriolit. Bahan baku bauksit masih menimpakan
campuran Al2O3, Fe2O3, dan SiO2,
sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk memperoleh alumina murni dan tahapan
elektrolisis.
Reaksi
pemurnian:
Al2O3(s)
+ 2OH-(aq) + 3H2O(l) à 2[Al(OH)4]-(aq)
SiO2(s) + 2OH-(aq) à SiO32-(aq) + H2O(l)
2
[Al(OH)4]- + CO2 à 2 Al(OH)3(s) + CO32-(aq)
2 Al(OH)3 à Al2O3 + 3 H2O
Elektrolisis:
Sel elektrolisis dibuat
dari basa yang dilapisi grafit (katode), sedangkan anode dibuat dari karbon.
Reaksi pada elekroda:
Katoda : AlF4- +
3e à Al +
4F-
Anoda : 2
AlOF64- + C à
CO2 + AlF63- + AlF4- +4e
Secara sederhana reaksi
pada elektroda dapat ditulis sebagai berikut:
Katoda : 2 Al3+ + 6e à
2Al
Anoda : 3O2- à 3/2 O2 + 6e
Oksigen yang terbentuk
pada suhu operasi dapat mengoksidasi anoda.
Reaksi keseluruhan:
2 Al2O3(dalam krolit) + 3C(s) à 4 Al(l) + 3 CO2(g)
Selain itu juga dikenal
mineral korondum. Korondum adalah mineral alumunium oksida (Al2O3)
yang bersifat keras, tidak berwarna, dan bening jika murni. Tetapi jika ada
campuran lain akan menghasilkan warna yang beragam. Jika bercampur atau
mengandung krom akan berwarna merah, disebut dengan ruby (mirah). Jika
mengandung besi dan titanium akan berwarna biru, disebut dengan safir (batu
nilam biru). Batu nilam hijau mengandung kobalt dan batu nilam kuning
mengandung antara nikel dan magnesium.
Reaksi
ion Al3+(aq):
Jika garam alumunium
dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ segera tertarik pada ujung
negatif molekul air yang polar membentuk ion heksa aquaalumunium (III),[Al(H2O)6]3+.
Ion ini biasanya dinyatakan dengan Al3+(aq) . ion Al3+ yang kecil dan bermuatan besar menarik
elektron dalam ikatan O-H dari air, sehingga berperan sebagai donor proton.
Dalam larutan air,
molekul air dapat bersifat sebagai basa yaitu menerima proton.
[Al(H2O)6]3+
(aq) + H2O → [Al(H2O)5(OH)]2+ + H3O+
Dengan
basa yang lebih kuat dari air seperti S2- atau CO32-
akan terbentuk endapan hidroksida.
2 [Al(H2O)6]3+ (aq)
+ 3S2-(aq) → 2 [Al(OH)3(H2O)3](s)
+ 3H2S(g)
Reaksi
yang sama juga terjadi jika ke dalam garam alumunium ditambahkan basa yang
lebih kuat seperti NaOH(aq).
[Al(H2O)6]3+(aq)
+ 3 OH-(aq) → [Al(OH)3(H2O)3](s)
+ 3H2O
Dengan
NaOH berlebih endapan akan melarut
[Al(OH)3(H2O)3](s)
+ OH-(aq) à
[Al(H2O)2(OH)4]-(aq) + H2O(l)
Reaksi
Elektrokimia
Seperti
reaksi reduksi dapat digunakan untuk mengubah enrgi kimiamenjadi energy
listrik. Dalam sebuah sel, energy listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron
pada suatu elektroda dinamakan anoda sedangkan elektroda yang menerima elektron
dinamakan katoda. Jadi, sebuah sel selalu terdiri dari dua bagian atau dua
elektroda, setengah reaksi oksidasi akan berlangsung pada anoda dan setengah
reaksi reduksi akan berlangsung pada katoda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar