Pupuk Fosfor
Fosfor
(P) dalam pupuk dinyatakan dalam bentuk oksidanya yaitu P2O5.
Pupuk TSP mengandung P sebesar 44% P2O5. Untuk mengetahui kadar P (bukan P2O5)
maka harus dikalikan dengan suatu bilangan konversi:
Prosentase
P =
0.43 X prosentase P2O5
Prosentase P2O5 = 2.29 X prosentase P
Angka
0.43 berasal dari berat molekul P2O5 dibagi berat 2P. Berat atom P=31 dan
O=16, sehingga 144:62 = 2.29 atau sebaliknya 62:144 = 0.43. Kadar yang
ditunjukkan umumnya P yang larut dalam asam sitrat 2%; jadi bukan P yang larut
air.
Enkel superfosfat [ES = Ca(H2PO4)2 + CaSO4]
Sejak
zaman Belanda ES sudah populer digunakan sebagai pupuk P. Sering disebut single
superphosphate. Pupuk ini dibuat dengan menggunakan bahan baku batuan fosfat
(apatit) dan diasamkan dengan asam sulfat untuk mengubah P yang tidak tersedia
menjadi tersedia untuk tanaman. Reaksi singkat pembuatan ES:
Ca3(PO4)2 CaF + 7H2SO4 à
3Ca(H2PO4) + 7CaSO4 + 2HF
Disamping
mengandung dihodrofosfat juga mengandung gipsum. Kadar P2O5 = 18-24%,
kapur (CaO) = 24-28% . Bentuk pupuk ini berupa tepung berwarna putih kelabu.
Sedikit larut dalam air reaksi, fisiologis netral atau agak masam. Syarat yang
harus dipenuhi kadar (F2O3 + Al2O3) kurang dari 3%. Apabila terlalu banyak
mengandung kedua oksida tersebut yang bersifat meracun tanaman, kedua
oksida juga dapat bereaksi dengan fosfat menjadi tidak tersedia bagi tanaman
(terjadi fiksasi P oleh Fe dan Al). Dalam penyimpanan sering mengalami
kerusakan fisik tetapi tidak mengalami perubahan khimianya. Dalam pemakaiannya
dianjurkan sebagai pupuk dasar yaitu pemupukan sebelum ada tanaman agar pada
saat tanaman mulai tumbuh P sudah dapat diserap oleh akar tanaman.
Pupuk ES masih
mengandung gips (CaSO4) cukup tinggi dan untuk beberbagai jenis tanah sering
menyebabkan struktur tanah menjadi menggumpal seperti padas dan kedap terhadap
air. Hal ini yang sering dianggap sifat merugikan dari pupuk ES.
Doubelsuperfosfat (DS)
Berbeda
dengan ES, pupuk ini dianggap tidak mengandung gipsum, dalam pembuatannya
digunakan asam fosfat yang berfungsi sebagai pengasam dan untuk meningkatkan
kadar P. Garis besar reaksi pembuatannya sebagai berikut:
(Ca3PO4)2CaF + 4H3PO4+ 3H2O à 3Ca(H2PO4)2 + HF
Kadar
P2O5 + 38%. Pupuk ini telah lama digunakan di Indonesia baik oleh
petani maupun di perkebunan besar. Sifatnya berupa tepung kasar berwarna putih
kotor. Asam H3PO4 diperoleh dari:
Ca3 (PO4)3CaF + 3H2SO4 à
2H3PO4 + CaSO4 + HF.
Asam fosfat dipisahkan
dari larutannya.
Pupuk
ini berwarna abu-abu coklat muda; sebagian P larut air; reaksi fisiologis:
sedikit asam. Bahaya meracun sulfat relatif kecil dan sulfidanya yang berasal
dari reduksi sulfat juga rendah. Bekerjanya lambat dan kemungkinan pelindian
juga rendah. Bila diberikan pada tanah yang bayak mengandung Fe3+ dan Al3+ bebas
akan terjadi sematan P oleh kedua unsur tersebut. Karena lambat bekerjanya
pupuk ini diberikan sebagai pupuk dasar.
Tripel superfosfat (TSP)
Rumus
kimianya Ca(H2PO4). Sifat umum pupuk Tripel superfosfat (TSP) sama dengan
dengan pupuk DS. Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46% walaupun secara
teoritis dapat mencapai 56 %. Pembuatan pupuk TSP dengan menggunakan sistem wet
proses. Dalam proses ini batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam
dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya (seperti pembuatan pupuk DS). Reaksi
dasarnya sebagai berikut:
Ca3(PO4)2CaF + H3PO4 à Ca(H2PO4)2 +
Ca(OH)2 + HF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar