Peranan
Fosfor dalam Bahan Pangan
Peranan fosfor adalah untuk pembentukan tulang dan
gigi, penyimpanan dan pengeluaran energi (perubahan antara ATP dengan ADP). DNA
dan RNA terdiri dari fosfor dalam bentuk fosfat, demikian juga membran sel yang
membantu menjaga permeabilitas sel. Dalam bahan pangan, fosfor terdapat dalam
berbagai bahan organik dan anorganik. Enzim dalam saluran pencernaan
membebaskan fosfor yang anorganik dari ikatannya dengan bahan organik. Sebagian
besar fosfor diserap tubuh dalam bentuk anorganik, khususnya di bagian atas
duodenum yang bersifat kurang alkalis 70% yang dicerna akan diserap. Pada
umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 0,7 g per orang
dewasa per hari, kira-kira sama dengan kalsium.
Sumber fosfor yang utama adalah bahan makanan dengan
kadar protein tinggi seperti daging, unggas, ikan, dan telur. Biji-bijian
terutama bagian lembaganya dan biji-bijian yang utuh (pecah kulit) juga banyak
mengandung fosfor. Bahan pangan yang kaya protein dan kalsium biasanya juga
kaya akan fosfor. Kandungan fosfor beberapa makanan dapat dilihat pda table sbb:
Nilai fosfor beberapa bahan makanan (mg/100 gram).
Nilai fosfor beberapa bahan makanan (mg/100 gram).
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh,
yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat
sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam
tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan
kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2
dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya
di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari
asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap
sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding
sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang
berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin
Trifosfat (ATP).
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai
fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi
dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari Air Susu Ibu/ASI. Sebanyak 65-70%
fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan
normal dapat diabsorpsi oleh anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor
rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh
enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif
dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin. Sebagian
besar fosfor di dalam darah terutama sebagai fosfat anorganik atau sebagai
fosfolipida. Kadar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH)
yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh hormon kalsitonon. Kedua
hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor
yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan
disimpan dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin
meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor yang relative tinggi
terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca yang tinggi dalam serum
akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong pengeluaran fosfor dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang
terutama terdapat di dalam serealia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu
dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah
Fe2+, Mg2+, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium,
karena membentuk garam yang tidak larut air. Fosfor mempunyai berbagai
fungsi dalam tubuh, yakni sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar