Ditulis oleh Abi Sofyan Ghifari pada 20-05-2011
Nanopartikel
perak memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia, terutama sebagai
agen antifungal (jamur) dan antibakteria sehingga sering digunakan pada
industri produk konsumsi. Namun, kehadiran nanopartikel perak tidak
hanya di industri semata, tetapi juga di lingkungan terutama lingkungan
akuatik. Akhir-akhir ini konsentrasi nanopartikel perak ditemukan
meningkat di sehingga menjadi perhatian para ilmuwan lingkungan untuk
meneliti lebih lanjut asal dari nanopartikel perak tersebut. Suatu
kenyataan yang cukup mengejutkan terungkap: alam dapat membuat
nanopartikel perak.Tim peneliti gabungan dari Florida Institute of Technology (FIT), State University of New York (SUNY), dan National Institute of Standards and Technology (NIST) melaporkan bahwa ion perak dan asam humat (humic acid) dapat membentuk nanopartikel perak yang stabil. Mereka menganalisis sampel sedimen sungai yang diperkirakan mengandung asam humat dengan TEM (transfer electron microscopy) dan mendapatkan bahwa asam humat menyelubungi nanopartikel perak membentuk struktur yang stabil.
Asam humat merupakan campuran kompleks dari banyak asam organik yang terbentuk dari penguraian materi organik. Lewat karakterisasi TEM, terlihat bahwa asam humat menyelubungi nanopartikel perak yang membuatnya stabil karena mencegah kontak nanopartikel perak untuk bergabung dengan partikel perak yang lebih besar. Nanopartikel perak hasil karakterisasi tersebut berwarna coklat kekuningan sebagai konsekuensi dari ukuran partikel perak tersebut. Seluruh nanopartikel logam memiliki karakteristik warna tersendiri karena ukurannya yang sangat kecil (satu nanometer = sepermiliar meter). Efek ini disebut sebagai “resonansi plasma permukaan” yang terjadi akibat osilasi secara serempak elektron-elektron pada permukaan nanopartikel [lihat juga artikel "Mengubah Emas Menjadi Ungu"].
Banyak ahli biologi yang percaya bahwa nanopartikel perak memiliki toksisitas tinggi. Aktivitasnya sebagai agen antifungal dan antibakteria yang baik dikarenakan luas permukaannya yang besar yang menjadikannya sebagai sumber ion perak yang baik. Penemuan ini menjelaskan siklus ion perak di lingkungan menjadi nanopartikel dan juga menjelaskan fenomena kadar nanopartikel perak yang signifikan pada daerah pertambangan tua yang sudah lama tidak dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar